Pengertian Motivasi
Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi adalah suatu
dorongan dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk mengerjakan
tugas dengan sebaik-baiknya karena kebutuhan, yang didasarkan untuk mencapai keberhasilan.
Atau dengan kata lain, dorongan dan upaya seseorang yang mengarahkan
perilakunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik yang
diukur melalui indikator: memperoleh imbalan, terjalinnya kerjasama,
penghargaan, aktualisasi diri dan kepuasan dalam lingkungan kerja.
Motivasi adalah kunci
utama seseorang untuk bangkit dari keterpurukan. Di dalam kehidupan, semua
orang pasti membutuhkan motivasi untuk membangkitkan semangat, menjadi semakin
antusias untuk mencapai tujuan, dan menjadikan semua lebih baik dari
sebelumnya. Motivasi bersumber dari diri sendiri dan orang lain, diri kita ini
bisa menjadi motivasi agar kita semakin maju, hebat, dan bisa melakukan apa
yang ingin kita capai. Sedangkan motivasi dari orang lain adalah orang-orang terdekat
kita atau dari motivator seperti Andrie Wongso, Tung Desem Waringin, Bong
Chandra, dll.
Teori Motivasi
Ada
4 macam teori motivasi, yaitu :
1. Toeri Hirarki
Kebutuhan
Teori ini dikemukakan oleh Abraham
H. Maslow yang menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah
kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.
Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu hirarkhi dalam
pemenuhannya (hierarchy of needs).
Pada prinsipnya teori tingkat
kebutuhan menurut Maslow, mengasumsikan bahwa seseorang akan berusaha memenuhi
kebutuhan pokok atau tingkat rendah terlebih dahulu (fisiologis)
sebelum berusaha memenuhi tingkat yang lebih tinggi, begitu seterusnya sampai
mencapai tingkat kebutuhannya yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self
actualization). Meskipun hirarki kebutuhan
yang disusun Maslow ini mengandung banyak pembatasan, namun memberikan gagasan
yang baik untuk membantu para manajer dalam memotivasi pegawai. Hal ini
penting, karena apabila kebutuhan pada tingkat rendah tidak terpenuhi, maka
tidak satupun kebutuhan pada tingkat tinggi akan dapat tercapai.
2.
Teori Dua Faktor
Teori yang dipelopori oleh
Frederick Herzberg ini merupakan teori yang berhubungan langsung dengan
kepuasan kerja. Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi
pekerjaan seseorang. Kondisi pertama adalah faktor motivator (motivator
factors) atau faktor pemuas. Menurut Herzberg faktor motivator merupakan
faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri
orang yang bersangkutan (intrinsik) yang mencakup (1) kepuasan kerja itu
sendiri (the work it self), (2) prestasi yang diraih (achievement),
(3) peluang untuk maju (advancement), (4) pengakuan orang lain (recognition),
(5) kemungkinan pengembangan karir (possibility of growth), dan (6)
tanggung jawab (responsible).
Faktor kedua adalah faktor
pemelihara (maintenance factor) atau hygiene factor merupakan
faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan
karyawan. Faktor ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan
para pegawai, karena faktor maintenance ini sebagai faktor yang besar tingkat
ketidakpuasannya yang bila tidak dipenuhi sebagaimana mestinya. Faktor ini
dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik yang meliputi antara lain, (1)
konpensasi, (2) kondisi kerja, (3) rasa aman dan selamat, (4) supervisi, (5)
hubungan antar manusia, (6) status, dan (7) kebijaksanaan perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan
di atas, kiranya tampak dengan jelas bahwa upaya meningkatkan motivasi kerja
dapat dilakukan dengan memasukkan unsur-unsur yang memotivasi ke dalam suatu
pekerjaan seperti membuat pekerjaan menantang, memberi tanggung jawab yang
besar pada pekerja.
3. Teori ERG
Teori ini
dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang dikenal dengan teori ERG, yaitu existence,
relatedness, dan growth. Secara konseptual teori ERG mempunyai
persamaan dengan teori yang dikembangkan oleh Maslow. Existence (eksistensi)
identik dengan kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan seseorang dalam
hidupnya. Dikaitkan dengan penggolongan dari Maslow, berkaitan dengan kebutuhan
fisik (fisiologis) dan keamanan. Sedangkan relatedness (hubungan)
berhubungan dengan kebutuhan untuk berintekrasi dengan orang lain. Dikaitkan
dengan penggolongan kebutuhan dari Maslow, meliputi kebutuhan sosial dan
pengakuan. Growth (pertumbuhan) berhubungan dengan kebutuhan
pengembangan diri, yang identik dengan kebutuhan self-actualization yang
dikemukakan oleh Maslow.
Teori ERG
bahwa jenjang-jenjang bukan merupakan tingkat, tetapi hanya sekedar pembeda,
sehingga setiap orang dapat saja bergelut dalam kebutuhan yang lebih besar dari
satu kebutuhan pada saat yang sama tanpa menunggu salah satunya terpenuhi
terlebih dahulu seperti Maslow.
4. Teori Kebutuhan
Menurut
McClelland yang mengatakan bahwa ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi (needs
for achievement), yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi
dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah. Seorang pegawai yang
mempunyai kebutuhan akan berpartisipasi tinggi cenderung untuk berani mengambil
resiko. Kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan
lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang
lebih tinggi.
2. Kebutuhan untuk berkuasa (needs
for power), yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi dari
dorongan untuk mencapai otoritas dan untuk memiliki pengaruh orang lain.
3. Kebutuhan afiliasi (needs for
afiliation), yaitu kebutuhan untuk berhubungan sosial, yang merupakan
dorongan untuk berintekrasi dengan orang lain atau berada bersama orang lain,
tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
Ketiga
jenis kebutuhan tersebut bisa dimiliki setiap orang, yang berbeda hanyalah
intensitasnya. Seseorang dapat memiliki kebutuhan prestasi yang dominan
dibandingkan dengan yang lain, sementara pada orang lain yang dominan mungkin
kebutuhan berkuasa. Kebutuhan mana yang dominan pada seseorang dapat
dipengaruhi oleh sistem nilai yang berkembang dalam masyarakatnya. Misalnya,
suatu masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai prestasi dapat
mempengaruhi anggota masyarakatnya untuk memiliki kebutuhan yang dominan dalam
kebutuhan berprestasi. Misalnya, Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai
kekeluargaan dapat mempengaruhi kebutuhan afiliasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kebutuhan berprestasi.
Sejalan
dengan teori dan pendapat para ahli yang dikemukakan tadi, maka dalam penulisan
karya tulis ini cenderung menggunakan pendapat/teori Abraham H. Maslow dengan
teori hirarchy of needs karena pendapat tersebut cukup berpengaruh di
dalam mendorong kinerja seseorang pegawai.
Setelah mendapatkan penjelasan di atas,
pasti ada yang bertanya “bagaimana cara memotivasi karyawan yang baik? Agar
tidak menyinggung perasaan dan membangkitkan semangatnya”.
Berikut adalah beberapa cara memotivasi
karyawan yang baik :
- memberikan pengarahan kepada karyawan atas apa yang akan mereka kerjakan agar memperoleh hasil yang baik. Ini adalah tujuan bisnis secara menyeluruh, aktivitas kerja tertentu mengharuskan mereka berkonsentrasi pada pekerjaan tersebut.
- meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka. Suasana komunikasi terbuka dan berbagi komunikasi dua arah lebih memotivasi, jika hal itu menjadi suatu bagian pelengkap dalam menjalankan bisnis.
- membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh jawaban. Sambungan telepon langsung, kotak saran, forum-forum kelompok kecil, tanya jawab dengan pimpinan dan “politik pintu terbuka” adalah beberapa cara yang dapat mendorong dan membesarkan hati karyawan untuk berbicara terus terang.
- manajer memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik. Dengan hal ini, seseorang akan merasa bangga merasa dirinya dihargai, melahirkan suatu motivasi tersendiri bagi diri karyawan tersebut.
- memastikan karyawan mendapatkan sarana kerja yang baik. Contohnya seperti perusahaan kacang kulit, karena teknologi semakin maju maka alat-alat yang digunakan untuk memproduksi kacang kulit juga harus di-upgrade sehingga semangat karyawan untuk bekerja akan semakin bertambah karena kecanggihan mesin yang dimiliki perusahaanya.
Cerita Motivasi
Seorang remaja yang berasal dari keluarga sederhana selalu
marah-marah saat turun hujan dan waktunya pulang kuliah.
“Udah pulang sore, banyak tugas, masih harus kehujanan juga”
gerutu remaja itu dalam hati.
Saat tiba di rumah, dengan wajah masam, remaja ini berkata kepada
ibunya, “bu, beliin mobil donk. Masa’ tiap hari harus kehujanan??!! Pulang
kuliah masih banyak tugas, capek, hujan-hujan, basah semua”.
Sang ibu menjawab, “masih untung kau punya motor daripada harus
naik angkot”.
“Kenapa sih bu, ga mau
beliin mobil? Kan biar enak kalau ke mana-mana ga kehujanan, ga kepanasan”.
Sang ibu hanya tersenyum dan melanjutkan aktivitasnya.
Beberapa saat kemudian, remaja ini merenungi apa yang dilakukannya
hari ini. Merasa bersalah karena sudah membentak-bentak sang ibu. Dia sadar
bahwa apa yang dimintanya tidak bisa dikabulkan oleh sang ibu. Ia sadar bahwa
hidup itu butuh pengorbanan dan perjuangan, ia tidak akan meminta hal ini
kepada ibunya lagi tetapi ia akan berusaha dengan kemampuan yang ia punya agar
dapat mencapai tujuannya.
Kita harus bisa mensyukuri hidup karena hidup adalah
anugerah, seperti lagunya D’Masiv, “Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah”.
Jangan hanya melihat kehidupan orang-orang di atas kita tetapi lihatlah
kehidupan orang di bawah kita yang masih banyak kekurangan. Selama kita bisa
menjalankan hidup dengan baik, bisa kuliah, bisa naik motor, kita harus
bersyukur sedangkan orang lain yang ingin naik motor hanya berangan-angan saja
karena tidak mampu untuk membeli. Ingin kuliah, tidak bisa karena keterbatasan ekonomi. Semua ini bisa dijadikan motivasi untuk
membangkitkan semangat kita dan bersyukur atas hidup yang kita miliki. Motivasi
agar semakin maju dan antusias dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Referensi